Rabu, 13 Mei 2015

KOMITMEN MUSLIM SEJATI – FATHY YAKAN
Komitmen Muslim Sejati karya Fathi Yakan ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama memaparkan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang muslim sehingga ia benar-benar menjadi muslim sejati. Sedangkan bagian kedua memapatkan tentang kewajiban memperjuangkan Islam dan berafiliasi kepada pergerakan Islam.
PADA BAGIAN PERTAMA, sang penulis menggugah pengakuan keislaman kita. Ia menulis seperti ini:
Pengakuan sebagai muslim bukanlah klaim terhadap pewarisan, bukan klaim terhadap suatu identitas, juga bukan klaim terhadap suatu penampilan lahir, melainkan pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen kepada Islam, dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.” (hal.15)

Sebagai muslim, kita harus sadari bahwa iman bukanlah warisan yang kita dapatkan dari orang tua kita. Ataukah dari faktor lingkungan dimana kita berada. Tapi keimanan adalah kesadaran terdalam diri kita atas penciptaan kita dan kewajiban untuk menjadi abdi, hamba kepada Dia, ALLAH yang menciptakan kita.

Menurut penulis buku ini, karakteristik yang harus kita miliki untuk menjadi muslim sejati adalah sebagai berikut:
  1. SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA
Konsekuensi dari hal ini, maka kita harus:

Selasa, 29 April 2014

Syura Sebagai Prinsip yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Beramal Jama’i


Amal jama’i dalam amal da’awi menuntut pemahaman syar’i yang benar, kematangan berfikir dan kedewasaan dalam bersikap. Sehingga menghasilkan kebijakan yang tepat, efektif, mendapat berkah dan diridhai Allah swt. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pengambilan kebijakan dan komitmen serta konsistensi dalam melaksanakan keputusan yang dihasilkan dari syura.
1. Syura  salah satu pilar sistem Islam yang harus membudaya di seluruh lapisan masyarakat. Allah swt. mensejajarkan syura dengan shalat dan zakat. Yaitu syura hukumnya wajib seperti halnya shalat dan zakat, bahkan sebagai pilar sistem masyarakat Islam yang apabila tidak diamalkan berarti telah melakukan dosa besar dan  meruntuhkan tatanan masyarakat Islam. Allah berfirman dalam surat Syura  ayat 38,
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (38)
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”

Minggu, 09 Maret 2014

Kisah Pohon dan Burung Pelatuk

Burung Platuk
Sebatang pohon berbuah sangat lebat. Buahnya terlihat kuning keemasan. Seekor burung jalak hinggap di pohon tsb. dg lantang memuji pohon itu.

"Pohon yg amat subur & terlihat indah sekali dg buah yg cantik." Setelah mendengar pujian burung jalak, lalu si pohon menjawab, "Kawan, tinggallah ditempatku ini!"

Lalu, seekor burung kenari terbang ke pohon tsb, menghadap ke arah pohon ini, sambil bernyanyi ;

"Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus bak bidadari." Pohon pun menjawab nyanyian si kenari, "Jika dikau ingin memakan buahku, ambil saja kawan!"

Minggu, 02 Maret 2014

Yang Harus Dilakukan Jika Meninggalkan Shalat Fardhu Karena Tertidur atau Lupa

Jika Saya Meniggalkan Satu Shalat Fardhu Atau Lebih Karena Tertidur Atau Lupa, Bagaimana Cara Saya Mengqadha' Shalat Yang Tertinggal? Apakah Saya Harus Mengerjakannya Ataukah Tidak, Atau Cukup Mengerjakan Shalat Yang Belum Tertinggal Waktunya, Ataukah Sebaliknya?

Jawaban:
Pertama kamu harus mengerjakan dulu shalat-shalat yang tertinggal itu kemudian baru mengerjakan shalat yang belum tertinggal waktunya dan tidak boleh kamu akhirkan pengqadha'annya. Telah menyebar di kalangan umum, jika ada orang yang ketinggalan shalat fardhu, dia mengqadha'nya bersama shalat fardhu yang sama pada hari berikutnya. Ini salah kaprah dan bertentangan dengan petunjuk Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam, baik petunjuk yang berupa perkataan maupun perbuatan.

Petunjuk Nabi yang berupa perkataan adalah diriwayatkan bahwa beliau Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka hendaklah dia mengerjakannya ketika ingat."

Kamis, 13 Februari 2014

Masalah, Ia Bukan Sekedar Ujian

Dalam kehidupan kita ini pasti ada saja masalah yang harus dihadapi. “Entahlah itu apa masalahnya dan bagaimana?” Yang perlu kita sadari, Tanpa kita minta pun masalah itu akan selalu hadir dalam setiap kehidupan kita, ia merupakan ujian untuk meneguhkan keimanan kita, mengetes kesiapan fisik dan mental kita, mengokohkan sikap dan kepribadian kita serta menguji kesabaran serta rasa syukur yang terpatri dalam diri kita.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al Hadid: 22)
Setiap orang pasti punya masalah. Orang yang bermasalah, ia pasti memiliki masa-masa sulit selama dalam hidupnya. Masa-masa indah perjuangan yang harus kita sikapi, hadapi, dan kita cari penyelesaiannya dengan tetap semangat, gigih, optimis, istiqamah, dan sabar.
Sikap-sikap seperti inilah yang seharusnya terus muncul dan harus diperjuangkan dalam menyelesaikan setiap masalah demi masalah ketika masalah itu hadir dalam kehidupan Ummat Muslim. Yaitu kembali kepada Allah SWT dengan berbekal petunjuk kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya yaitu, Al Qur’an dan kepada sebaik-baik petunjuk yaitu, Sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itulah maka sudah seharusnya kita untuk mengembalikan semua perkara masalah yang kita hadapi kepada tuntunan keduanya.

Sakit dalam Pandangan Islam

NAMANYA juga manusia, tentu suatu waktu kita akan mengalami penurunan kondisi fisik. Penurunan itu menyebabkan kita sakit. Bagaimana Islam memandangnya soal sakitnya tubuh kita ini?
Saat Allah menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi penyebab itu semua. Tidak mungkin Allah subhanahu wa ta’ala melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik semua itu. Allah pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yang kita alami. Karenanya, tidak layak bagi kita untuk banyak mengeluh, menggerutu, apalagi su’udzhan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Lebih parah lagi, kita sampai mengutuk taqdir. Na’udzu billah
Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam  pernah menemui Ummu As-Saa’ib, beliau bertanya : ”Kenapa engkau menggigil seperti ini wahai Ummu As-Saa’ib?” Wanita itu menjawab : “Karena demam wahai Rasulullah, sungguh tidak ada barakahnya sama sekali.” Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam  bersabda : ”Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena penyakit itu bisa menghapuskan dosa-dosa manusia seperti proses pembakaran menghilangkan noda pada besi”. (HR. Muslim)

SEJARAH VALENTINE DAY , MAKSIAT BERBUNGKUS KASIH SAYANG

Oleh : Hj. Irena Handono

Meski nasihat-nasihat, imbauan-imbauan para ulama, ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari, tapi ternyata masih banyak orang tua para remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day. Valentine hanya dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang tua.

Tiap bulan Pebruari remaja yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau banyak ustad-ustazah memperingatkan nilai-nilai akidah Kristen yang dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan mereka. "Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja...." begitu kata mereka.

KOMITMEN MUSLIM SEJATI – FATHY YAKAN Komitmen Muslim Sejati karya Fathi Yakan ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama memaparkan ...